Nama Egy Maulana Vikri belakangan ini jadi
buah bibir masyarakat pecinta sepak bola di Indonesia. Bagaimana tidak,
keahliannya mengolah si kulit bola, benar-benar dapat memanjakan mata. Egy patut
berterimakasih pada pelatih timnas indonesia u 19 Indra Sjafri. Berkat keuletan
pelatih yang pernah menukangi Bali United itu, nama Egy jadi optimisme bagi
sepak bola tanah air
Mengapa Egy di sebut optimisme bagi
perkembangan sepak bola di Indonesia? sebab pemuda asal Medan Sumatera Utara
itu, menjadi satu diantara 60 nama pesepak bola dunia yang diprediksi bakal
menjadi bintang dunia. Sekali lagi bintang dunia, bukan sebatas bintang
Indonesia atau Asia saja.
Skill kelok sembilan yang memukau menjadi prasyarat
mengapa Guardian (nama media yang mendapuk egy sebagai calon talenta berbakat
dunia) memasukan nama pria berusia 17 tahun itu. Hal ini jelas menaikan pamor
persepakbolaan Indonesia. Selain itu pula saat ini Egy diketahui belum memiliki
klub. Bukan tidak mungkin bukan namanya bakal di catut untuk bermain di tm muda
sebuah klub di Eropa?
Hal itu sangat mungkin terwujud. Gaya bermain
Egy di lapangan hijauh memungkinkan dirinya dapat tampil di benua biru sana.
Bahkan beberapa media sudah memberi kode jika Egy Maulana bisa jadi akan
memerkuat sebuah klub yang bermukim di Spanyol atau Italia
Membayangkan hal itu terwujud nampaknya
benar-benar angin segar bagi sepak bola tanah air. Sebelum Egy tidak banyak
nama yang dikait-kaitkan dengan tim sepak bola di Eropa. Kita pernah punya
Artur Irawan yang bermain di Espanyol B, tapi kini dirinya justru bermain di
Persija Jakarta. Kita juga sempat mendengar Evan dimas beberapa kali mealkukan
trial di liga Spanyol. Tap, nyatanya berain di liga matador bukan rezeki Evan.
Jauh sebelum itu kita pernah tahu ada satu
pemain Indonesia yang pernah merumput di Ligat Italia. Yap, Kurniawan Dwi
Yulianto dan Kurnia Sandy pernah mencicipi bagaimana kerasnya persaingan sepak
bola Italia. Kurniawan bahkan hanya mencicipi tim primaver a(tim muda)
sampdoria saja sebelum akhirnya di pinjamkan ke F Luzern Swiss. Beda dengan
Kurniawan, Kurnia Sandy justru bermain untuk tim senior Sampdoria asuhan Sven
Goran Ericsson. Sayangnya karena dia hanya jadi penjaga gawang nomor 4 tim.
Selama semusim dia tak pernah diturunkan sama sekali
Betul, yang menjadi kesulitan bagi
pemain-pemain Indonesia di Eropa adalah kesepmatan bermain. Banya pemain kita
yang berada disana tapi tak pernah mendapat menit bermain yang cukup. Kalupun
banyak hanya sebatas di tim muda atau tim kedua saja. Karena itulah. Egy
Maulana Vikri harus benar-benar bekerja keras untuk memecahkan telur sebagai
orang Indonesia pertama yang bermain di Liga besar eropa seperti Italia,Spanyol
atau Inggris
Tentu nama, Indonesia bakal jauh terangkat
jika si kelok sembllan ini bermain disana. Dan jika itu terjadi Barangkali Egy
juga akan ogah untuk menerima tawaran menjadi bintang iklan sosis atau minuman
berenergi.
Membayangkan Egy Maulana Vikri Bermain Di Liga Tertingi Eropa
Reviewed by demosmagz
on
Oktober 10, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: